Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Selisih Tarif Kasus Demam Berdarah Dengue
DOI:
https://doi.org/10.53861/lontarariset.v6i2.573Kata Kunci:
Demam Berdarah Dengue, INA-CBGs, Klaim asuransiAbstrak
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Dinas Kesehatan Kota Bandung menyampaikan, sepanjang tahun ini per 26 April 2024, jumlah kumulatif kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bandung menembus 3.025 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan antara tarif INA-CBGs dan biaya perawatan aktual pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit X Bandung. Metode penelitian korelasi dengan pendekatan retrospektif digunakan untuk menganalisis data sekunder klaim JKN tahun 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani perawatan rawat inap pada tahun 2023 di Rumah Sakit X Bandung dengan diagnosis Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan kode diagnosis A91, sebanyak 906 berkas rekam medis. Sampel dipilih berdasarkan kriteria berkas rekam medis dengan diagnosis utama Demam Berdarah Dengue (DBD) dan berkas rekam medis dengan penetapan tarif JKN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama rawat (p < 0,001), prosedur medis (p 0,018), dan tingkat keparahan (p < 0,036) penyakit secara signifikan berkontribusi terhadap selisih tarif. Kesenjangan tarif ini berimplikasi pada kerugian finansial rumah sakit dan potensi penurunan kualitas pelayanan. Berdasarkan temuan ini, disarankan untuk melakukan peninjauan ulang struktur tarif INA-CBGs, pengembangan clinical pathway, pengelolaan kelas perawatan yang lebih ketat, serta peningkatan kerja sama antara rumah sakit dan BPJS Kesehatan.
Unduhan
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Bhisma Jaya Prasaja, Yoga Utomo, Yura Witsqa Firmansyah

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Lontara Journal Of Health Science And Technology is licensed under Creative Commons.
The journal allows the author to hold the copyright of the article without restrictions.
The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions.
The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0).
The Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under “the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violations.