Perbandingan Glukosa Urine Pada Keturunan Penderita Diabetes Mellitus Dengan Metode Carik Celup dan Metode Benedict
DOI:
https://doi.org/10.53861/lontarariset.v6i2.568Kata Kunci:
Diabetes melitus, glukosa urine, metode carik celup, metode benedictAbstrak
Metabolisme glukosa dimulai dari karbohidrat pada makanan diubah menjadi glukosa yang berguna sebagai energi bagi tubuh manusia. Glukosa yang berlebih di dalam tubuh akan keluar bersamaan dengan urin sehingga terjadi hiperglikemia yang akan menyebabkan diabetes melitus. Pemeriksaan glukosa urine merupakan proses screening awal untuk mengetahui kadar gula dalam urine pasien penderita diabetes melitus. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes memiliki risiko dua sampai enam kali terkena diabetes melitus, seorang yang menderita diabetes melitus diduga mempunyai gen resesif yang bersifat homozigot. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan glukosa urin pada keturunan penderita diabetes melitus dengan metode carik celup dan metode benedict. Jenis penelitian yang digunakan yaitu observasi laboratoris dengan menggunakan 10 sampel urine dari keturunan penderita diabetes melitus yang diamati menggunakan metode carik celup dan metode benedict. Hasil penelitian menunjukkan dari 10 sampel diperoleh 9 sampel yang mengalami perbedaan hasil dengan kode sampel B,C,D,E,F,G,H,I,J dan 1 sampel tidak didapatkan perbedaan hasil dengan kode sampel A, dari hasil penelitian yang di dapatkan dilakukan uji statistik, uji T berpasangan dengan menggunakan SPSS tipe 25 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak berarti ada perbedaan pada kedua metode tersebut.
Unduhan
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Rahmawati Rahmawati, Nurul Ni’ma Azis, Andi Fatmawati Fatmawati, Nurpanisa Nurpanisa

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Lontara Journal Of Health Science And Technology is licensed under Creative Commons.
The journal allows the author to hold the copyright of the article without restrictions.
The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions.
The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0).
The Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under “the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violations.